KEPULAUAN SELAYAR, SULSEL.UPDATE24JAM.ID - Bupati Kepulauan Selayar, H Muh Natsir Ali meninjau banjir Rob yang sudah menjadi langganan setiap kali hujan deras didaerah perbatasan antara Kelurahan Batangmata dan Desa Maharaiya wilayah Kecamatan Bontomate'ne. Selain Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Drs Musytari, M.M, juga turut mendampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Drs Aliefyanto, M.M.Pub dan Camat Bontomate'ne, Andi Rusmin, S.Sos, M.M, Kapolsek, Iptu Rahmat Saleh, S.Sos serta Lurah Batangmata, Muh Taufiq.
Kepala Dinas PUTR, Musytari menyatakan bahwa dari hasil pengamatan lapangan ternyata salah satu penyebab genangan air meluas hingga wilayah Desa Maharaiya akibat saluran air atau gorong-gorong sangat sempit yang melintas pada ruas jalan nasional Benteng - Pamatata tepatnya diperbatasan Desa Maharaiya dan Kelurahan Batangmata.
Hasil koordinasi dengan Dinas PU Propinsi Sulawesi Selatan, lanjut Musytari kami diminta menyurat secara resmi dengan menyampaikan kondisi tahunan jembatan antara Batangmata dan Maharaiya. Nanti tim P2JN akan lakukan survey setelah salah satu jembatan di Bulukumba selesai disurvey. Sebab menurut rencana, tim ini akan ke Bulukumba pada Rabu pekan depan. Nantinya diharapkan setelah survey di Bulukumba sekaligus bisa menyeberang ke Selayar. Olehnya itu, menyurat saja ke Balai Jalan Nasional dengan melampirkan foto-fotonya. Suratnya nanti ditandatangani oleh Bupati." ujar Kepala Bidang Perencanaan Balai Jalan Nasional Propinsi Sulawesi Selatan.
Lurah Batangmata, Muh Taufiq mengungkapkan jika banjir yang terjadi kemarin, Kamis 26 Juni merupakan banjir terparah sepanjang sejarah karena selain menyebabkan lebih 200 rumah warga tergenang dengan ketinggian air mencapai 1 meter lebih juga jalan nasional ruas Benteng - Pamatata sempat ditutup dengan mengalihkan arah melalui jalan kabupaten pada ruas Barat Onto, Onto Sapo, Batangmata Sapo, Todakke, Rakrak, Parangia dan tembus di Pengga hingga Pelabuhan Penyeberangan Ferry Mappatoba Karaeng Batara Pamatata Selayar.
Ia juga menyebutkan jika masalah banjir yang kerap menenggelamkan pemukiman penduduk tidak segera ditangani dengan serius justru akan memunculkan dampak yang lebih berbahaya. Sebab disamping infrastruktur sarana dan prasarana jalan akan mengalami kerusakan yang lebih parah akibat genangan air juga akan mengakibatkan munculnya penyakit yang dapat menyerang warga sekitar.
"Kejadian ini bukan kali ini terjadi" kata Muh Taufiq. Ini sudah berlangsung lama. Bahkan sudah bertahun-tahun. Dan pada hari kemarin, Kamis 26 Juni 2025 merupakan puncak terparah yang dialami dan dirasakan oleh warga, bukan hanya penduduk setempat tetapi sudah dirasakan seluruh masyarakat Selayar khususnya yang hendak melawati jalan ini terpaksa diarahkan melalui jalan kabupaten dibagian tengah Pulau Selayar.
Pernyataan senada juga dilontarkan Camat Bontomate'ne, Andi Rusmin. Ia menambahkan dengan kehadiran Bupati, Muh Natsir Ali siang ini diharapkan kondisi banjir yang seringkali membuat warga resah sudah bisa teratasi. Sebab sudah tujuh (7) tahun menjadi program prioritas disetiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang), baik ditingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten namun sama sekali tidak pernah mendapatkan respon positif dari pengambil kebijakan." ujarnya.
Semoga dengan kehadiran Bupati Muh Natsir Ali hari ini dapat memberikan angin segar bagi warga yang terdampak langsung sebagai akibat dari banjir kiriman yang berasal dari Kelurahan Batangmata Sapo, Desa Onto, Desa Maharaiya dan Desa Tamalanrea. Karena dari kemarin sampai pada subuh tadi, Jumat 27 Juni air belum juga surut. Olehnya itu, Camat bersama Kapolsek Bontomatene dan Lurah mengarahkan warga setempat untuk melakukan kerja bhakti bersama dengan dibantu personel dari BPBD setempat. Dan pada saat ini jalan sudah mulai ramai dilewati dengan aman. (M. Daeng Siudjung Nyulle).
Social Header